Total Tayangan Halaman

Selasa, 19 Maret 2013

JENIS JENIS KURIKULUM (makalah ke dua)


BAB I PENDAHULUAN
 A. Latar Belakang Dalam perjalanan dunia pendidikan Indonesia telah menerapkan enam kurikulum, yaitu Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi, dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Ada rumor yang berkembang pada masyarakat bahwa terdapat kesan “Ganti Menteri Pendidikan Ganti Kurikulum”. Kesan itu bisa benar bisa tidak, tergantung dari sudut mana kita memandang.
 
Kalau sudut pandangnya politis, maka pergantian sistem pendidikan nasional, termasuk di dalamnya perubahan kurikulum akan selalu dikaitkan dengan kekuasan (siapa yang berkuasa). Namun, kalau sudut pandangnya nonpolitis, pergantian kurikulum merupakan suatu hal yang biasa dan suatu keniscayaan dalam rangka merespon perkembangan masyarakat yang begitu cepat. Pendidikan harus mampu menyesuaikan dinamika yang berkembang dalam masyarakat, terutama tuntutan dan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut dapat dijawab dengan perubahan kurikulum. Seorang guru yang nantinya akan melaksanakan kurikulum di kelas melalui proses belajar mengajar, dipandang perlu mengetahui dan memahami kurikulum yang pernah berlaku di Indonesia.
Dengan demikian, para guru dapat mengambil bagian terbaik dari kurikulum untuk diimplementasikan dalam menjalankan proses belajar mengajar. Pemaknaan terhadap istilah kurikulum sangat beragam, tergantung pada konteks apa kurikulum dimaknai. Terlepas dari konteks perbedaan istilah tersebut, pada hakikatnya kurikulum disusun atau dibuat dengan maksud memberikan pedoman dan arah yang tepat dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan, baik tujuan secara global, nasional, regional maupun lokal. Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis, karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Oleh karena itu, kurikulum menempati peran utama dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. B. Tujuan Penulisan Makalah Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah: 1. Memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum dan Strategi Pembelajaran Biologi. 2. Memahami jenis-jenis kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia. C. Manfaat Penulisan Makalah Adapun manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah: 1. Sebagai bahan informasi bagi penulis dan pembaca tentang jenis-jenis kurikulum. 2. Sebagai informasi tambahan dalam mata kuliah Kurikulum dan Strategi Pembelajaran Biologi BAB II PEMBAHASAN A. Jenis-Jenis Kurikulum Jika dilihat dari sudut guru sebagai pengembang kurikulum dikenal jenis-jenis kurikulum sebagai berikut: 1. Open curriculum (kurikulum terbuka), artinya kurikulum = guru. Guru memiliki kebebasan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. 2. Close curriculum (kurikulum tertutup), artinya kurikulum sudah ditentukan secara pasti mulai tujuan,materi, metode dan evaluasinya, sehingga guru tinggal melaksanakan apa adanya. 3. Guide curriculum (kurikulum terbimbing), artinya kurikulum setengah terbuka, setengah tertutup. Rambu-rambu pengajar telah ditentukan dalam kurikulum, akan tetapi guru masih diberi kemungkinan untuk mengembangkan lebih lanjut dalam kelas. Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya, kita mengenal beberapa istilah kurikulum sebagai berikut: 1. Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang ideal, sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum. 2. Kurikulum aktual, yaitu kegiatan-kegiatan nyata yang dilakukan dalam proses pembelajaran atau yang menjadi kenyataan dari kurikulum yang direncanakan, sebagaimana dimuat dalam dokumen kurikulum. Kurikulum aktual ini seyogianya sama dengan kurikulum ideal, atau sekurang-kurangnya mendekati kurikulum ideal, meskipun tak mungkin sama dalam kenyataannya. 3. Kurikulum tersembunyi (hidden curriculum), yaitu segala sesuatu yang mempengaruhi peserta didik secara positif ketika mempelajari sesuatu. Pengaruh itu mungkin dari pribadi guru, peserta didik itu sendiri, suasana pembelajaran, dan sebagainya. Kurikulum tersembunyi ini terjadi ketika berlangsungnya kurikulum ideal atau kurikulum aktual. Kurikulum tersembunyi ini sangat kompleks, sukar diketahui, dan dinilai. Sedangkan  berdasarkan struktur mata pelajaran jenis-jenis kurikulum ada 3 (tiga),  yaitu: 1. Separate subject curriculum Separated subject curriculum artinya segala bahan pelajaran yang disajikan  dalam subject/mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang satu lepas dari yang lain. Subject atau mata pelajaran ialah hasil penglaman umat manusia sepanjang masa, atau kebudayaan dan pengetahuan yang dikumpulkan oleh manusia sejak dahulu, lalu  disusun secara logis dan sistematis, disederhanakan dan disajikan kepada anak didik sesuai dengan usianya masing-masing. Akan tetapi kurikulum ini juga memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut: a. Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis, sistematis dan berkesinambungan, hal ini karena setiap bahan telah disusun dan diuraikan secara sistematis dan logis dengan mengikuti urutan yang tepat yaitu dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang kompleks. b. Organisasi kurikulum bentuk ini sangat sederhana, mudah direncanakan dan mudah dilaksanakan dan mudah juga diadakan perubahan jika diperlukan. Adanya kesederhanaan itu sangat diperlukan karena hal itu jelas akan menghemat tenaga sehingga menguntungkan baik dari pihak pengembang kurikulum itu sendiri maupun guru atau satuan pendidikan untuk melaksanakannya. c. Kurikulum ini mudah dinilai untuk mendapatkan data-data yang diperlukan untuk dilakukan perubahan seperlunya. Karena kurikulum ini bertujuan untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan maka hal itu dapat dengan mudah diketahui hasilnya yaitu dengan melakukan pengukuran yang berupa tes. Disamping ada keunggulan-keunggulan kurikulum bentuk ini, ada pula kelemahan-kelemahannya, antara lain: a. Kurikulum ini memberi mata pelajaran secara terpisah, satu dengan yang lain tidak ada saling hubungan. Hal itu memungkinkan terjadinya pemerolehan pengalaman secara lepas-lepas tidak sesuai dengan kenyataan. Kurikulum bentuk ini kurang memperhatikan masalah-masalah yang dihadapai anak secara faktual dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kurikulum ini hanya sering mengutamakan penyampaian sejumlah pengetahuan yang kadang-kadang tidak ada relevansinya dengan kebutuhan kehidupan. b. Cenderung statis dan ketinggalan zaman. Buku-buku pelajaran yang dijadikan pegangan jika penyusunannya dilakukan beberapa atau bahkan puluhan tahun yang lalu dan jika tidak dilakukan revisi untuk keperluan penyesuaian akan ketinggalan zaman. c. Tujuan kurikulum bentuk ini sangat terbatas karena hanya menekankan pada perkembangan intelektual dan kurang memperhatikan faktor-faktor yang lain seperti perkembangan emosional dan sosial. 2. Corelated curriculum Corelated curriculum artinya masing-masing tiap mata pelajaran itu mempunyai hubungan. Mata pelajaran dalam kurikulum ini harus dihubungkan dan disusun sedemikian rupa sehingga yang satu memperkuat yang lain, yang satu melengkapi yang lain. Jadi, mata pelajaran dihubungkan antara satu dengan yang lainnya sehingga tidak berdiri sendiri. Untuk memadukan antara pelajaran yang satu dengan yang lainnya, ditempuh dengan cara-cara korelasi antara lain: Ø Korelasi okasional atau incidental, yaitu korelasi yang diadakan sewaktu-waktu bila ada hubungannya. Ø Korelasi etis, yaitu yang bertujuan mendidik budi pekerti sebagai pusat pelajaran diambil pendidikan agama atau budi pekerti. Ø Korelasi sistematis, yaitu korelasi ini disusun oleh guru sendiri. Ø Korelasi informal, yang mana kurikulum ini dapat berjalan dengan cara antara beberapa guru saling bekerja sama, saling meminta untuk mengkorelasikan antara mata pelajaran yang dipegang guru A dengan mata pelajaran yang dipegang oleh guru B. Ø Korelasi formal, yaitu kurikulum ini sebenarnya telah direncanakan oleh guru atau tim secara bersama-sama. Ø Korelasi meluas (broad field), di mana korelasi ini sebenarnya merupakan fungsi dari beberapa bidang studi yang memiliki ciri khas yang sama dipadukan menjadi satu bidang studi. Kurikulum ini memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut: a. Murid-murid mendapat informasi yang utuh/terintegrasi b. Minat murid bertambah c. Pengertian murid-murid tentang sesuatu lebih mendalam dan luas d. Memungkinkan murid-murid menggunakan pengetahuannya lebih fungsional. Kurikulum ini juga memiliki beberapa kekurangan, sebagai berikut: a. Tidak menghubungkan dengan masalah yang aktual b. Guru sering tidak menguasai pendekatan interdisipliner c. Penggabungan beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan dengan lingkup yang lebih luas tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam. Pembicaraan tentang bebagai pokok masalah bagaimanapun juga tetap tidak dipadu, karena pada dasarnya masing-masing merupakan subjek yang berbeda. Rasanya hampir tak mungkin mempergunakan waktu yang hanya sedikit itu untuk memberikan berbagai pokok masalah yang sebenarnya berasal dari beberapa mata pelajaran yang berbeda. 3. Integrated kurikulum Integrated Curriculum di sini maksudnya beberapa mata pelajaran dijadikan satu atau dipadukan. Dengan meniadakan batas-batas mata pelajaran dan bahan pelajaran yang disajikan berupa unit atau keseluruhan. Kurikulum ini memiliki beberapa keunggulan antara lain: a. Segala hal yang dipelajari dalam kurikulum ini bertalian erat satu dengan yang lainnya. Peserta didik tidak hanya mempelajari fakta-fakta yang lepas-lepas dan kurang fungsional untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. b. Kurikulum ini sesuai dengan teori baru tentang belajar yang mendasarkan berbagai kegiatan pada pengalaman, kesanggupan, kematangan dan minat peserta didik.  c. Adanya hubungan yang erat antara sekolah dan masyarakat, karena masyarakat dapat dijadikan laboratorium tempat peserta didik melakukan kegiatan praktek. Kurikulum ini memiliki beberapa kelemahan antara lain: a. Guru-guru tidak disiapkan untuk menjalankan kurikulum seperti ini b. Dianggap tidak mempunyai sistem organisasi yang logis – sistematis c. Memberatkan tugas guru d. Tidak memungkinkan ujian umum e. Alat-alat  sangat kurang B. Jenis-Jenis Kurikulum yang pernah Diterapkan di Indonesia 1. Kurikulum 1968 Sebelum diterapkan kurikulum 1968, pada tahun 1947 pernah diterapkan Rencana Pelajaran. Akan tetapi, pembenahan ini baru bisa diterapkan pada tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Sistem Pendidikan Nasional Pancasila. Jiwa kurikulum adalah gotong royang dan organisasi terpimpin. Setelah berakhirnya kekuasan orde lama, keluar Ketetapan MPRS Nomor XXVII/MPRS/ 1966 yang berisi tujuan pendidikan membentuk manusia Pancasilais sejati. Dua tahun kemudian lahirlah kurikulum 1968, sebuah pedoman praksis pendidikan yang terstruktur pertama kali. Tujuan pendidikan menurut kurikulum 1968 adalah mempertinggi mental-moral budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta membina atau mengembangkan fisik yang kuat dan sehat. Kurikulum 1968 memiliki sifat correlated subject curiculum, jumlah mata pelajaran untuk SD 10 bidang studi, SMP 10 bidang studi, SMP 18 bidang studi, SMA jurusan A, SMA jurusan B 20 bidang studi, SMA jurusan C 19 bidang studi, penjurusan SMA dilakukan dikelas II. Pada waktu diberlakukan Kurikulum 1968 yang menjabat menteri pendidikan adalah Mashuri, S.H. 2. Kurikulum 1975 Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan pendekatan- pendekatan di antaranya sebagai berikut. a. Berorientasi pada tujuan. b. Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif. c. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu. d. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa. e. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill). Kurikulum ini ditetapkan ketika menteri pendidikan dijabat oleh Letjen TNI Dr. Syarif Thajeb (1973-1978). Kurikulum 1975 memiliki sifat integrated curriculum organization, SD memiliki 9 bidang studi, pelajaran Ilmu Alam dan Ilmu Hayat menjadi IPA, pelajaran Ilmu Aljabar dan Ilmu Ukur menjadi Matematika, jumlah mata pelajaran SMP dan SMA menjadi 11 bidang studi, penjurusan SMA dibagi tiga, yakni IPA, IPS, dan Bahasa dimulai pada permulaan semester II kelas 1. Ketika belum semua sekolah mengimplementasikan Kurikulum 1975, mulai dirasakan kurikulum ini tidak bisa mengejar kemajuan pesat masyarakat. Kurikulum 1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam GBHN 1983 menyatakan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984. Karena itulah pada tahun 1984 pemerintah menetapkan pergantian kurikulum 1975 oleh kurikulum 1984. Maka Kurikulum 1975 diganti oleh Kurikulum 1984. 3. Kurikulum 1984 (Kurikulum CBSA) Ciri-Ciri umum dari Kurikulum CBSA adalah: a. Berorientasi pada tujuan instruksional b. Pendekatan pembelajaran adalah berpusat pada anak didik; Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) c. Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) d. Materi pelajaran menggunakan pendekatan spiral, semakin tinggi tingkat kelas semakin banyak materi pelajaran yang di bebankan pada peserta didik. e. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan. f. Konsep-konsep yang dipelajari siswa harus didasarkan kepada pengertian, baru kemudian diberikan latihan setelah mengerti. Untuk menunjang pengertian alat peraga sebagai media digunakan untuk membantu siswa memahami konsep yang dipelajarinya. Kurikulum ini ditetapkan ketika menteri pendidikan dijabat oleh Prof. Dr. Nugroho Notosusanto seorang ahli sejarah Indonesia. Ketentuan-ketentuan dalam kurikulum 1984 adalah memiliki sifat content based curriculum, program pelajaran mencakup 11 bidang studi, jumlah mata pelajaran SMP menjadi 12 bidang studi, jumlah mata pelajaran SMA 15 bidang studi untuk proghram initi, 4 bidang studi untuk program pilihan, penjurusan SMA dibagi lima: program A1 Ilmu Fisika, A2 Ilmu Biologi, A3 Ilmu Sosial, A4 Ilmu Budaya, dan A5 Ilmu Agama, penjurusan dilakukan di kelas II. Dalam perjalananannya, Kurikulum 1984 dianggap oleh banyak kalangan sarat beban sehingga diganti dengan kurikulum 1994 yang lebih sederhana. 4. Kurikulum 1994 Ciri-Ciri Umum Kurikulum 1994: a. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan. b. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi). c. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar. d. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. e. Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah. f. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks. g. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman. h. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran. i. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari. Kurikulum ini ditetapkan ketika menteri pendidikan oleh Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro seorang teknorat yang menimba ilmu di Jerman Barat bersama BJ. Habibie. Ketentuan-ketentuan dalam Kurikulum 1994 adalah bersifat objective based curriculum, nama SMP diganti dengan SLTP dan SMA diganti dengan SMU, mata pelajaran PSPB dihapuskan, program pelajaran SD dan SLTP disusun dalam 13 mata pelajaran, program SMU disusun dalam 10 mata pelajaran, penjurusan SMU dilakukan di kelas II yang terdiri dari program IPA, IPS, dan Bahasa. Ketika reformasi bergulir 1998, kurikulum 1994 mengalami penyesuaian-penyesuaian dalam rangka mengakomodasi tuntutan reformasi. Oleh karena itu, muncul Suplemen Kurikulum 1994 yang lahir pada tahun 1999. Dalam suplemen tersebut ada penyesuaian materi pelajaran terutama mata pelajaran sosial, seperti PPKN, Sejarah, dan beberapa mata pelajaran lainnya. Lagi-lagi kurikulum ini pun mengalami nasib yang sama dengan kurikulum yang sebelumnya. Bersamaan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional yang menggantikan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989, pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional mengagas kurikulum baru yang diberi nama Kurikulum Berbasis Kompetensi. 5. Kurikulum Berbasis Kompetensi (Kurikulum 2004) Kurikulum Berbasis Kompetensi lahir ditengah-tengah adanya tuntutan mutu pendididkan di Indonesia. Banyak kalangan berpendapat bahwa mutu pendidikan di Indonesia semakin hari semakin terpuruk. Bahkan dengan negara tetangga pun yang dulu belajar di Indonesia, seperti Malaysa, Indonesia tertinggal dalam hal mutu pendidikan. Pendidikan di Indonesia dianggap hanya akan melahirkan lulusan yang akan menjadi beban negara dan masyarakat, karena kurang ditunjang dengan kompetensi yang memadai ketika terjun ke masyarakat. Untuk merespon hal tersebut, pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional menawarkan kurikulum yang dianggap mampu menjawab problematika seputar rendahnya mutu pendidikan dewasa ini. Kurikulum Berbasis Kompetensi peserta didik diarahkan untuk menguasai sejumlah kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal. b. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. Kurikulum Berbasis Kompetensi digagas ketika Menteri Pendidikan dijabat oleh Prof. Abdul Malik Fadjar, M.Sc. Ketentuan yang ada dalam Kurikulum Berbasis Kompeteni adalah bersifat Competency based Curriculum, penyebutan SLTP menjadi SMP, dan SMU menjadi SMA, program pengajaran SD disusun dalam 7 mata pelajaran, program SMP disusun dalam 11 mata pelajaran, program pengajaran SMA disusun dalam 17 mata pelajaran, penjurusan SMA dilakukan di kelas II, terdiri atas Ilmu Alam, Sosial, dan Bahasa. Meskipun Kurikulum Berbasis Kompetensi telah diujicobakan dibeberapa sekolah, tetapi ironisnya pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional belum mengesahkan kurikulum ini secara formal. Karena ujicoba ini menuai banyak kritik dari berbagai kalangan, baik para ahli pendidikan maupun para praktisi pendidikan. Beberapa kritik pada kurikulum ini yaitu: a. Masih sarat dengan materi sehingga ketakutan guru yang akan dikejar-kejar materi seperti yang terjadi pada Kurikulum 1994 akan terulang kembali. b. Pemerintah pusat, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional masih terlalu intervensi dalam kewenangan sekolah dan guru untuk mengembangkan kurikulum tersebut. c. Masih belum jelas (bias) pengertian kompetensi sehingga ketika diterapkan pada standar kompetensi kelulusan belum terlalau aplikatif. d. Sistem penilaian yang belum jelas terukur. Melalui kebijaksanaan pemerintah, Kurikulum Berbasis Kompetensi mengalami revisi, dengan dikeluarkannya Permen Diknas No 22 tentang Standar Isi, Permen Diknas Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan, dan Permen Diknas Nomor 24 tentang Pelaksanaan kedua permen tersebut. Ketiga permen tersebut dilahirkan pada tahun 2006. Dengan dikeluarkan ketiga Permen tersebut seakan menjawab ketidakjelasan nasib KBK yang selama ini diterapkan di sekolah. Keterandalan dan keunggulan kurikulum ini pun masih perlu diuji dilapangan. 6. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Secara substansial, pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi (dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu: a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal. b. Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman. c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif. e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. f. Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan kurikulum berbasis kompetensi sebelumnya (versi 2002 dan 2004), bahwa sekolah diberi kewenangan penuh menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang telah ditetapkan, mulai dari tujuan, visi – misi, struktur dan muatan kurikulum, beban belajar, kalender pendidikan, hingga pengembangan silabusnya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan revisi dari KBK. KTSP lahir karena dianggap KBK masih sarat dengan beban belajar dan pemerintah pusat masih dipandang terlalu intervensi dalam pengembangan kurikulum. Oleh karena itu, dalam KTSP beban belajar siswa sedikit berkurang dan tingkat satuan pendidikan (sekolah, guru, dan komite sekolah) diberikan kewenangan untuk mengembangkan kurikulum, seperti membuat indikator, silabus, dan beberapa komponen lainnya. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu, para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadinya perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai. Pergantian/penyempurnaan kurikulum adalah suatu keniscayaan yang harus diberlakukan untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perilaku dan metode pengajaran yang setiap saat terus berkembang. Untuk menyikapi pergantian kurikulum maka yang harus disiapkan adalah: Kesiapan dari guru itu sendiri (apapun kurikulumnya apabila guru memahami akan esensi dari kurikulum maka tidak akan terjadi permasalahan), kesiapan sekolah, kesiapan pemerintah dan kesiapan stake holder pendidikan. Kurikulum yang terbaru adalah kurikulum 2006 KTSP yang merupakan perkembangan dari kurikulum 2004 KBK. Kurikulum 2006 yang digunakan pada saat ini merupakan kurikulum yang memberikan otonomi kepada sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan yang puncaknya tugas itu akan diemban oleh masing masing pengampu mata pelajaran yaitu guru. Sehingga seorang guru benar-benar digerakkan menjadi manusia yang professional yang menuntuk kereatifitasan seorang guru. B. Saran Kurikulum memiliki dimensi jangka panjang karena proses pendidikan adalah mempersiapkan manusia untuk dapat hidup layak dimasa depan, suatu masa tidak mesti sama bahkan cenderung berbeda dengan masa kini. Berkaitan dengan kurikulmum, dimensi jangka panjang ini memberikan pemahaman bahwa suatu kurikulum harus menjadi jembatan bagi peserta didik untuk dapat mengantarkan dari kehidupan masa kini ke kehidupan masa depan. Kurikulum yang kita pakai sekarang ini masih banyak kekurangan di samping kelebihan yang ada. Kekurangannya tidak lain adalah (1) kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan KTSP dengan kata lain masih rendahnya kualitas seorang guru, karena dalam KTSP seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menjalankan pendidikan. (2) kurangnya sarana dan prasarana yang dimillki oleh sekolah. DAFTAR PUSTAKA Asmarani, dian. 2012. Jenis-Jenis Kurikulum. Blogspot. http://dianasmarani.blogspot.com/2012/01/jenis-jenis-kurikulum.html #!/2012/01/jenis-jenis-kurikulum.html Hamalik, Oemar. 2007. Kurukulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Kusnandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Zaenal, Eyang. 2011. Peran, Fungsi, dan Jenis Kurikulum. http://zenalkhowarizmi.blogspot.com/2011/12/peran-fungsi-dan-jenis-kurikulum.html Zamroni. 2000. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf Publishing. Zamroni. 2011. Jenis-Jenis Kurikulum. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2133096-jenis-jenis-kurikulum/ Makalah JENIS-JENIS KURIKULUM Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum & Strategi Pembelajaran Biologi Oleh: Nama : Nurhayanti Retnamasari NIM : 8126173019 Kelas : A 1 PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN 2012

twitter: @zakyascitter

1 komentar: