Total Tayangan Halaman

Jumat, 13 Maret 2015

contoh MAKALAH FILSAFAT MORAL

PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Filsafat moral merupakan kajian ilmu yang secara garis besar membahas tentang macam macam teori etika.Dalam teori etika terdapat dua pembagian diantaranya teleologis dan deontologis.Teori teleologis menentukan baik buruknya suatu tindakan dari baik buruknya akibat yang menjadi tujuannya.Berbeda dengan etika teleologis,etika deontologis berpandangan bahwa moralitas suatu tindakan melekat pada tindakan itu sendiri bukan finalitasnya.Pada pembahasan kali ini membahas tentang pengertian filsafat dan perbedaan dengan moral,signifikansi filsafat moral,tiga macam pendekatan etika,pusparagam aliran etika,dan konklusi.Filsafat etika atau moral yaitu ilmu yang dipake dalam nilai norma moral yang menjadi pegangan seseorang dalam mengatur tingkah lakunya
B.RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud pengertian etika dan perbedaan moral
2.      Bagaimana pandangan signifikasi dalam filsafat moral
3.      Bagian apa sajakah yang ada pada perbedaan etika
4.      Apa sajakah yang dibahas dalam pusparagam aliran etika dan maksud dari konklusi
C.TUJUAN MAKALAH
1.      Untuk mengetahui pengertian etika dan perbedaan moral
2.      Untuk mengetahui signifikasi filsafat moral
3.      Untuk mengetahui bagian pendekatan etika
4.      Untuk mengetahui pusparagam aliran etika
5.      Untuk mengetahui maksud dari konklusi .
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN ETIKA DAN PERBEDAANNYA DENGAN MORAL
Etika dalam bahasa yunani yaitu ethikos yang berarti adat atau kebiasaan.Sedangkan  secara istilah adalah ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau tentang adat kebiasaan.[1]Ada beberapa ilmuan ilmuan yang mengemukakan pendapatnya tentang entika diantaranya:
1.      Ensiklopedi winkler prins: mengemukakan teori tentang tindakan
2.      New american encyklopedia: mengemukakan tentang teori filsafat moral tidak mengenal fakta tetapi nilai nilai
3.      A.S.Hornby dictionary: mengemukakan tentang tindakan dan kelakuan
4.      A Hand book of cristian Ethir: mengemukakan teorinya dengan cara cenderung mempertimbangkan baik dan buruk
Dari beberapa ilmuan yang sudah disebutkan dengan mengemukakan teori teorinya.Sidi Gazalba menyimpulkan bahwa etika merupakan teori tentang perbuatan manusia yang dapat ditentukan oleh akal. [2]Jadi eika adalah ilmu sistematik mengenai pendapat,norma,dan moral.Membicarakan tentang etika tidak lepas dari kata budi yang berartti tahu.Orang yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik,begitupun sebaliknya.Oleg krena itu maka siapa yang tau akan kebaikan dengan sendirinya terpaks berbuat baik.untuk itu perlulah orang pandai menguasai diri dalam segala keadaan.Dan apa yang pada hakikatnya baik adalah juga baik pada kita sendiri, [3]Perbedaan etika dan moral dalam filsafat dilihat dari secara aplikatifnyaetika tidak mau mengajarkan apa yang wajib dilakukan orang tetapi dituntut untuk berfikir secara rasional,dan bertanggung jawab.Sedangkan moral merupakan alat untuk menyelesaikan sesuatu menuju yang lebih konteks.Jadi ajaran etika hanya menyampekan suatu kecakapan teoritis dan ajaran moral bersifat formatif bagi manusia.
B.SIGNIFIKANSI FILSAFAT MORAL
Franz Magnis Suseno menyatakan bahwa signifikansi etika ialah membantu mahasiswa untuk mengintegrasikan secara intelektual pengalaman pengalaman baru yang didapatinya sebagai mahasiswa kedalam kepribadiannya. [4]Tercpainya sebuh signifikansi dikarenakan adanya sifat kritis dari mahasiswa.Signifikansi etika merupakan suatu cara dalam mengintegrasi suatu pengalaman baru dari mahasiswa baik secara intelektual maupun non intelektual.Sedangkan tujuan materi etika diperguruan tinggi menurut Franz Magnis Suseno adalah membuat mahasiswa itu lebih kritis.Oleh sebab itu kritis berarti aktif dari berbagai segala macam lembaga normatif.Dengan adanya lembaga lembaga normatif seseorang mahasiswa akan menjadi mahasiswa yang memiliki jiwa kepribadian yang baik.Lembaga lembaga tersebut diantaranya:
1.      Diri kita sendiri artinya seseorang itu akan mencapai tingakt kedewasaan dan otonominya
2.      Lembaga lingkungan masyarakat artinya seorang mahasiswaa mendapatkan kecakapan intelektualnya agar tidak monoton.
3.      Lembaga ideologi yang melibatkan manusia pada zaman sekarang artinya dengan adanya sifat ideologis mahasiswa dapat berfikir kritis dan menolak anggapan anggapan yang tidak sesuia dengan nilai nilai dalam kesejatian dirinya
C.MACAM MACAM PENDEKATAN ETIKA
Ada tiga macam dalam pendekatan etika yaitu:
1.      Etika deskriptif :yaitu etika yang menggambarkan tingkah laku moral seseorang dan hanya melukiskan diri seseorang bukan menilai seseorang.
2.      Etika normatif :yaitu etika yang merupakan bagian terpenting karena adanya diskusi pemecahan masalah norma.Dalametika normatif ini yang menjadi subyek adalah diri sendiri.Teori egoisme berpendapat bahwa orang yang betul betul hidup sesuai dengan kepentingannya sendiri adalah seseorang yang matang dan tahu tanggung jawab. [5]Maka kesimpulannya adalah etika normatif hanya memberi alasan alasan tidak melukiskan.Tujuannya agar dapat merumuskan prinsip prinsip etis yang dapat dipertanggung jawabkan dengan cara rasional dan dapat digunakan dalam praktik.
3.      Metaetika :merupakan kajian yang membahas tentang bahasa etis atau disebut dengan bahasa yang baik.Metatika dengan etika normatif tidak dapat disatukan karena metaetika membahas ucapan ucapan etis yang khusus sedangkan etika normatifmengkaji tentang alasan alasan.
D.ALIRAN ALIRAN ETIKA
1.      Hedonisme :sesuatu yang dapat memberikan rasa nikamat kepada seseorang dengan kaidah dasarnya.
2.      Eudemonisme :kaidah dasar etikanya ialah bertindaklah engkau sedemikian rupa sehingga engkau mencapai suatu kebahagiaan.[6]Artinya bahwa segala tindakan manusia itu pasti ada tujuannya.Apbila ingin menuju tujuan tersebut Aristoteles membaginya menjadi 3 bagian yaitu: theori,praxis,phronesis.Dengan tiga komponen tersebut,Arisoteles dengan tegas menyatakan bahwa etika bukanlah episteme,bukanlah pengetahuan.Tujuan etika bukan pengetahuan lebih tajam (meskipun unsur pengetahuan tentu terdapat juga),melainkan praxis,bukan  yang mengetahui apa itu hidup yang baik,melainkan membuat orang hidup dengan baik. [7]
3.      Utilitrisme :merupakan teori teleologi yang bersifat universal yang hanya menilai betul dan salahnya tindakan manusia dari segi akibatnya.
4.      Deontologia :menurut filsuf besar jerman Immnuel Kant menyatakan moralitas menyangkut hal baik dan buruk,tetapi bukan sembarang hal yang baik dan buruk,melainkan dalam bahasa kant,apa yang baik pada dirinya sendiri,yang baik tanpa pembataasan sama sekali. [8]Dalam pandangan kant seseorang akan melakuan kewjibanny itu di pengaruhioleh tiga faktor,pertama,karena hal itu menguntungkan.Kedua,karena adanya dorongan dalam hati.Ketiga,melakuakannya dikarenakan memenuhi kewajiban tersebut.Melakukan kewajiban merupakan suatu hal yang memiliki nilai baak yang tidak ada batasannya.Akan tetapi pendapat Kant di kritik oleh Max Scaler yang menyatakan bahwa inti moralitas bukanlah kesediaan memenuhi kewajiaban,melainkan kesediaan untuk merealisasikan apa yang bernilai.
E.KONKLUSI FILSAFAT MORAL
Konklusi filsafat moral adalah salah satu dari keistimewaan filsafat moral sebab,filsafat moral inilah yang mengkaji atau berhubungan dengan suatu kebijakan.Jik makna dari filsafat itu sendiri adalah mencintai kebijaksanaan,maka filsafat moral berupaya untuk menggapai kebijakan tersebut dengan menghubungkan persoalan moral.Dalam wacana filsafat moral ini kita dapat mengerti argumen argumen moral sekaligus mengerti mengambil kebijakan terbaik dalam hidup ini.
DFTAR PUSTAKA
Zaprulkhan.Filsafat Umum Sebuh Pendekatan Tematik.Jakarta; PT RajaGrafindo,2012.
Hatta,Muhammad.Alam Pikiran Yunai.Jakarta;UI-Press,1986.
S.Praja,Jahaya.Aliran Aliran Filsafat dan Etika.Jakarta;Fajar Interpratama,2012.


TEORI FILSAFAT MORAL DALAM CONTOH KASUS PERILAKU INDIVIDU



TEORI FILSAFAT MORAL DALAM CONTOH KASUS PERILAKU INDIVIDU


Berbagai sikap manusia tertera dalam nilai-nilai etika, baik yang berasal dari nilai religius ataupun nilai yang bersifat antropopisme( non religius). Manusia dalam bertindak juga memerlukan berbagai konsep-konsep yang menurut kita dan masyarakat diterima sebagai nilai yang baik. Nilai-nilai ini dapat juga bersumber dari aplikasi filsafat pada masa dahulu( filsafat kuno). Dalam filsafat modern nilai ini terbagi dalam divisi-divisi yang bersumber dari dua hal di atas- yang dianggap baik tersebut-yang kita dapat menerimanya sebagai suatu yang logis dan dapat dikritisi sebagai sebuah modal awal sebuah nilai dalam menetukan apakah nilai itu bermanfaat atau tidaknya terhadap subjeknya yaitu manusia. Alam turut menyumbangkan peranan penting bagi manusia dalam memperoleh nilai yang ada di bumi ini. Bermula dari alam manusia belajar untuk menentukan what, how, why, where, and who yang ingin diungkap. Ketidaktahuan pada awalnya menurut filsafat kuno diakomodir dengan memperhatikan dan mempelajari alam secara arif dan bijaksana. Dalam esai ini akan dibahas berbagai teori filsafat moral yang membahas bebrapa pemikiran tentang moral dan contoh aplikasi yang ada di masyarakat pada saat ini( prospektif) dan yang ada pada masa sebelum masa sekarang (retrospektif).

1. HEDONISME
Pertama, hedonism. Hedone dalam bahasa Yunani yang berarti kesenangan, mempunyai makna secara etimologi bahwa manusia dalam kehidupannya mempunyai tujuan akhir yaitu kesenangan dan menghindari kesedihan, kesakitan, dan hal yang membuatnya menjadi tidak bahagia. Istilah dan teori tentng hedonism dikemukakan oleh Aristippos dari Kyrene ( sekitar 433-355 SM). Namun, kesenangan ini menurut Aritppos sendiri hanya terbatas pada keadaan dan kebutuhan ragawi saja. Tidak merepresentasikan keadaan psikologis sesungguhnya.

Pengaplikasiaannya sangat banyak pada masa saat ini. Baik itu yang bersifat frontal ataupun makna yang baik dalam kehidupan manusia. Contoh kasus pertama yang mau penulis angkat adalah mengenai hedonism yang bersifat frontal yaitu salah satunya tentang “anggota DPR oh anggota DPR uenaknya hidup kalian.” Masalah pencarian kesenangan sendiri memang sudah ada sejak manusia pada masa kecil. Ketika seorang manusia telah mendapatkan sesuatu yang menurut ia menyenangkan dan hal yang tidak menyenangkan akan ia tinggalkan. Dalam kasus ini, mengapa penulis ingin mengangkat the way of life dari para anggota DPR yang cukup universal dan familiar bagi masyarakat Indonesia dengan segala luxury-baca sebagai tersier-red. Kehidupan yang diwarnai dengan berbagai fasilitas yang sangat mewah-bandingkan dengan angka pendapatan rata-rata rakyat Indonesia-tidak sebanding dengan kinerja yang mempunyai skor yang mengecewakan dan tingkat penilaian kekecawaan dari masyarakat. Hasil ini menunjukkan bahwa kesenangan yang bersifat ragawi itu dapat berdampak terhadap kesenangan orang lain. Tingkat kesenangan yang diperoleh para anggota DPR menganggu kesenangan rakyat Indonesia secara keseluruhan. Mengapa penulis bisa berpendapat seperti ini dan men-jugdg¬e¬ mereka? Anggota DPR dalam hal ini merupakan representasi dari suara rakyat, digaji, dibiayai oleh rakyat, cuma mementingkan keegoisan mereka sendiri tanpa melihat sisi bawah dari masyarakat. Sebagai tambahan, menurut survei yang diliris oleh Indonesian Corruption Watch, lembaga DPR termasuk dalam lembaga yang berkinerja buruk dan termasuk dalam lembaga yang banyak menyelewengkan uang rakyat- bahwa para anggota DPR memegang posisi yang sangat vital sebagai lembaga yang di dalamnya masuk sebagai posisi teratas dalam hal korupsi. Menurut Aristippos, kesenangan itu sendiri memang harus ada sebuah pembatas dan nilai-nilai etika yang dimasukkan ke dalamnya agar tidak terjadi hal seperti pemaparan penulis di atas. Dalam hal ini perlu ditekankan secara radikal dan progresif terhadap pencapaian kesenangan yang lebih bermoral- baca lebih tidak menyakiti kesenangan orang lain( rakyat)- dan lebih bermartabat. Ini termasuk kesenangan yang sia-sia karena hanya mementingkan pencapaian kesenangan atas kekayaan yang diperoleh atas dasar melanggar hak-hak orang lain-rakyat- secara tidak bertanggung jawab. Dalam hal ini ataraxia biasanya tidak terjadi. Ataraxia adalah sebuah bentuk respon tubuh ditinjau dari sisi psikologis sebagai sesuatu yang menenangkan jiwa-dalam artian yang bijaksana, baik, dan bermartabat- dan mendapatkan sebuah perasaan yang sangat bahagia dalam kehidupan tanpa merugikan kepentingan orang lain.

Kedua, eudonism, yaitu sesuatu hal yang ingin dicapai di dunia ini adalah kebahagian-bukan kesenangan- yang menjadi tujuan akhir dari kehidupannya. Kebahagiaan dalam artian yang partikular bukan berarti hal yang membahagiakan dalam bentuk materi-kekayaan- semata, namun harus disertai dengan penyertaan akal dan rasio sebagai bentuk rasionalitas dalam mencapai tujuan akhir yaitu kebahagiaan tadi. Aristoteles menganggap apabila seorang individu ingin mencapai kebahagiaan yang hakiki tersebut mempunyai banyak aspek pertimbangan dalam pencapaiaan. Dalam hal ini ditekankan bagaimana bahagia sebagai manusia yang dapat menjalankan perannya sesuai dengan funsi dirinya baik secara harfiah atau biologis maupun secara sosiologis. Sosiologis di sini adalah bagaimana ia berperan serta aktif dalam kegiatan kemasyarakatan dan berinteraksi dengan wajar dan diterima di masyarakat sebagai seorang individu yang bermartabat. Kekayaan juga dapat memberikan suatu prestise tertentu dalam hal mendapatkan prestise tertentu dalam masyarakat. Terkadang ada individu yang ingin mendapatkan kekayaan agar ia diterima sebagai suatu yang fungsional dalam tatanan masyarakat. Contoh kasus eudonism, salah satunya adalah seorang guru yang mengabdi bagi anak-anak yang berkebutuhan khusus. Bagi dia anak-anak tersebut walaupun mereka dalam keadaan berketerbatasan merka tetap membutuhkan sokongan bantuan dan pendidikan. Di sini guru ini tergerak hatinya untuk mengabdikan seluruh sisa hidupnya untuk mengajar anak-anak tersebut. Bukan materi yang ingin ia dapatkan namun ia lebih mengutamakan bagaimana ia bisa berguna bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Hal ini mengacu terhadap teori eudonism di atas. Keteguhan diri sang guru tersebut mampu meruntuhkan keinginan mencapai kekayaan yang bersifat materi, ia sadar ada kebahagiaan yang lebih hakiki dibanding “kesenangan” bermateri kekayaan yaitu kebahagiaan dapat menjadi seorang yang esensial di antara anak-anak yang berkebutuhan khusus dalam memberikan pendidikan yang setara dengan anak- anak biasa.

3. DEONTOLOGI
Ketiga, deontology, yaitu keadaan di mana seorang individu bertindak berdasarkan maksud di pelaku dalam melakukan hal tersebut(tindakan). Deontologi menurut Immanuel Kant-penemu teori ini- yaitu, sesuatu perbuatan akan bermakna baik jika dilandasai dengan kehendak yang baik. Dalam teorinya ini, ia menuliskan bahwa yang kehendak baik dimaknai apabila seorang individu akan melaksanakan sebuah kewajiban. Kehendak yang baik atas kewajiban inilah yang dipandang sebagai sesuatu hal yang baik. Sebagaimana kasus pejabat DPR yang melakukan banyak penyelewengan dana negara-yang sudah kita ketahui bersama dan menjadi rahasia umum- melakukan perbuatan tersebut hanya didasarkan pandangan subyektifnya. Makna subyektif tersebut, “mereka” melakukanhal tersebut karena menurut mereka wataknya memang seperti itu atau bawaan dari “sana”(lahir). Ditinjau dari segi deontologi, mereka tidak melakukan sesuatu yang menjadi kewajibannya, malah melakukan di luar haknya sebagai anggota DPR. Contoh konkret yang lebih jelas, salah satunya yaitu, ketika seorang warga negara harus membayar pajak yang menjadi kewajiban tiap warga negara seperti yang tercantum dalam UUD 1945. Hal ini sesuai dengan konsep deontologi bahwa warga negara membayar sejumlah uang negara-pajak- karena memang sudah menjadi sebuah kewajiban. Mereka melakukan pembayaran tersebut disertai dengan kehendak yang baik-sesuai dengan kewajiban- tersebut. Apabila seorang warga negara tidak membayar pajak maka ia akan mendapatkan sanksi dari negara. Kant menyebutnya sebagai legalitas karena ada norma huku yang berperan di sini.

Contoh kasus lainnya yaitu seorang anak harus menjalankan posisi sebagai seorang anak yang harus patuh terhadap kedua orang tuanya. Patuh dengan cara melaksanakan semua arahan dan nasehat yang diberi oleh orang tuanya. Ia di sini telah melakukan kewajiban yang memang menjadi hal yang tidak perlu dipertanyakan lagi sebagai seorang anak kepada oran tuanya. Ia berkehendak secara implisit dalam perbuatannya tersimpan nasehat serta arahan tersebut. Denga kata lain, ia melakukan kehendak sesuai kewajibannya yang menurut Kant sesuai dengan konsep deontologinya.





DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K. 2007. Etika: seri filsafat Atma Jaya. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Pengutipan dari kompas.co.id



HAJI LULUNG (ABRAHAM LUNGGANA) BIODATA

HAJI LULUNG V.S. AHOK     :D

popularitas haji lulung semakin  naik  di media sosial semenjak perselisihannya dengan Ahok (Basuki Tjahja Purnama).
bahkan saat ini ada gantungan kunci berbentuk haji lulung yang model rambutnya mirip tokoh Mail (dalam serial kartun Upin-Ipin)




berikut ini biodata Haji Lulung

Lulung Lunggana

Nama Lengkap : Lulung Lunggana
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : Jumat, 24 Juli 1959
Zodiac : Leo
Warga Negara : Indonesia

BIOGRAFI
Lulung Abraham Lunggana dikenal sebagai tokoh muda Betawi asal Tanah Abang. Lulung mengawalinya usahanya dimulai dari pengumpul sampah kardus bekas hingga barang bekas. karirnya mulai menanjak ketika kemudian ia bermain dalam usaha pengamanan di Tanah Abang.
Dia mendirikan PT Putraja Perkasa, lalu PT Tujuh Fajar Gemilang, dan PT Satu Komando Nusantara. Perusahaan ini disesuaikan dengan bidang Lulung, yaitu jasa keamanan, perparkiran, dan penagihan utang. 
Berbagai jabatan organisasi diembannya. Sebelum terpilih sebagai Ketua DPW PP DKI Jakarta, dia adalah Ketua DPC PPP Jakarta Pusat. Dia juga dikenal sebagai Ketua Pemuda Panca Marga DKI Jakarta dan Sekretaris Umum Badan Musyawarah (Bamus) Betawi. Di luar itu, dia juga dikenal sebagai tokoh Tanah Abang yang disegani. Sekitar 2000 orang telah berhimpun padanya, dan disalurkan menjadi tenaga kerja produktif di berbagai sentra bisnis Tanah Abang.
Bagi Lulung, iman pada Allah SWT adalah pondasi dan landasan dalam mengarungi lautan kehidupan. Tanpa iman, hidup kita akan terombang-ambing. Ibarat perahu, iman adalah kemudi yang selalu mengarahkan kita pada tujuan kehidupan. Dalam landasan semangat dan perspektif itulah ayah empat anak itu terjun ke dunia politik.
Dia menilai bahwa saat sekarang bangsa Indonesia tengah dirayapi krisis moral, krisis keimanan dan kerakusan yang berpihak pada nilai-nilai materialisme serta hedonisme. Hal ini tercermin melalui perilaku seks bebas, tingkat kriminalitas dan kejahatan yang meningkat serta tingginya perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dalam pengelolaan bangsa dan negara.
Lebih jauh, sebagai tokoh muda yang memiliki visi keislaman yang kuat, Lulung ingin membangun kekuatan baru yang tangguh guna membangun masyarakat Indonesia yang memiliki kemuliaan dan keluhuran mental, spritual, kultural, maupun ekonomi. Berangkat dari sisi inilah, dia berpendapat perlunya generasi muda kita sebagai pewaris masa depan yang sejak dini sudah ditanamkan pendidikan keagamaan yang kuat.
Caranya yaitu antara lain, dengan mendirikan Taman Pendidikan Agama (TPA) di setiap Rukun Warga (RW) di seluruh DKI Jakarta. Di sisi lain, sebagai putra Betawi yang aktif di kancah politik ini bertekad agar budaya Betawi yang merupakan bagian dari kekayaan tradisi luhur budaya bangsa dapat lebih dikembangkan dan dilestarikan. Lulung ingin mendirikan sanggar-sanggar budaya Betawi di Jakarta, yang dapat mendidik dan mengembangkan seni budaya Betawi pada generasi muda. Sehingga dengan demikian anak muda akan memiliki kebanggaan serta kecintaan pada budaya Betawi.
Salah satu langkah kongkret yang telah dilakukan Lulung selaku wakil ketua DPRD DKI Jakarta untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat ini, di antaranya adalah dengan mendesak Unit Pelaksana Teknis (UPT) Parkir Dinas Perhubungan DKI Jakarta tidak menelantarkan sekitar 300 juru parkir (jukir) pada jalur busway yang ditutup pemprov.